Minggu, 22 Mei 2011

Horn @ Segara

#
Beautiful country, planting the seed to flourish ... but
Sad see more fertile parasites grow roots. 
Stolen money so kosher, the facade of the sale and purchase ...Did not stirred a desire to share ..??? 
Just melt the dirt that nothing you know ...


Dari kejauhan kulihat matahari muncul dari peraduannya.
Pagi, seperti biasa, seperti pagi ini.
Bangun pagi, menghaturkan sembah sujud kepada yang punya hidup.
Menyiapkan keperluan anak-anakku dan keluargaku untuk beraktifitas hari ini.
Tertegunku memikirkan kejadian kemarin, saat ku lihat sekelompok anak-anak jalanan, tanpa pakaian yang layak di Pantai sanur, tepatnya pantai Segara, anak-anak itu berlari mengejar uang receh yang mengglinding di trotoar  jalan, yang nyaris di tabrak motor mio kuning ku…
Mendadak klakson motor dan rem ku beradu untuk segera di perintahkan beroprasi….aku menjerit, mau marah..tapi akhirnya ku tahan…dan yang keluar adalah…Hati-hati nak…..
Apa yang mereka lakukan demi mengejar uang logam mereka mengorbankan dirinya…
50 m dari sana ku parkir motorku…Mereka berlarian mendekati tukang bubur yang berhenti tidak jauh dari tempatku berdiri…sambil menyerahkan uang receh yang mereka miliki….
“ Besik, dadua, telu, papat, lime, nenem, pitu, kutus, siye, dase….”1.000 rupiah
 Si Tukang bubur pun beraksi melayani…jadilah satu mangkuk bubur hangat yang siap dinikmati..salah satu dari mereka mengambil..mangkok dari si tukang bubur…dan diletakkan di trotoar jalan,….duh gusti,tak terasa hati ini bergejolak,campur aduk…ternyata satu mangkok bubur hangat di nikmati oleh delapan anak sebaya nya…  semua akan sarapan pagi, membeli sarapan bubur beras. Dengan harga yang sama saat kita membayar parkir di pantai segara….

Jadi jangan tanya mereka buku favorit, jangan tanya mereka Chiken Soup, The Secret, Twilight, atau Sang Pemimpi dan Laskar pelangi,  Ataupun KFC, McD, Pizza Hut, Dunkin Donuts.

Tapi aku masih bersyukur, mereka masih bisa tertawa, bermain…walau dengan keterbatasan mereka jadi jauh lebih kreatif…andaikan mereka dekat, akan kuajak sanggarku, sekedar berbagi cerita soal kreatifitas mereka, menjalani kerasnya hidup di jalanan. Pagi itu, senyum tersemburat dari bibir tipis mereka. Cahaya ‘berbeda’ memancar dari raut wajah-wajah bening mereka. Entah itu cahaya apa?
Aku terdiam…apa yang bisa kulakukan….ternyata ini yang tidak bisa membuat tidurku tidak nyenyak semalam, gelisah dan zikir terus bergelayut di atas kepalaku…
Gusti..tunjukan kuasamu untuk menunjukan jalan yang terbaik untukku,…untuk yang terbaik bersama mereka 

Tidak ada komentar: